Penentu Generasi Emas

                 
      Penentu Generasi Emas
                        Fikria Rifza El-Mufied

Pada kesempatan ini, pembahasan yang membuat saya tertarik adalah tentang kisah seorang Bapak di Desa saya yang beliau rela menjadi guru di sebuah MI selama  20 tahun lamannya sampai sekarang dan beliau hanya guru Swasta non PNS dan non sertivikasi . Hal yang membuat saya tertarik adalah selama 20 tahun nan hanya menjadi guru swasta dengan gaji yang jika dibandingkan dengan gaji PNS sangat jauh. Jika dipikir , kenapa Bapak tersebut mau dan tidak mengeluh?, sungguh hal yang luar biasa. Ketika saya tanya beliau hanya pesen , dalam bahasa Jawa“ Guru iku berjuang ,nduk! Kudu gelem ngabdi , kabeh di niati krono Allah, ojok sampek dadi guru onok niatan ngokehne bondo , kudu ikhlas,  ngamalne ilmu iku wajib , ojok didelok ko bayarane”. Maksud dari pesan beliau adalah , menjadi seorang guru merupakan sebuah perjuangan , harus mau mengabdikan diri, semuannya di niati karena ridho Allah SWT, jangan sampai jadi guru itu ada niat untuk memperkaya diri , harus ikhlas , mengamalkan ilmu itu wajib , jangan dilihat dari bayarannya.
Dari cuplikan pesan diatas, tentu harus kita jadikan sebagai contoh sebagai guru haruslah kita contoh dari Bapak tesebut. Kita tahu bahwasanya guru adalah seseorang yang di “Gugu lan di tiRU”, sehingga ketika kita menjadi seorang guru tentunya kita harus memilik niat sekaligus prinsip seperti bapaknya tadi , sehingga ketika kita sudah teguh dengan niat dan prinsip kita tadi otomatis kita akan lurus dan tidak mudah goyah sehingga diharapkan guru itu memang benar-benar ikhlas dan sepenuh hati untuk mengamalkan ilmu nya kepada anak didiknya. Menengok masalah diatas, tentu peran guru sangatlah luar biasa. Gurulah yang akan mendidik generasi emas kita , generasi yang akan melanjutkan tongkat estafet generasi tua kita. Jika seorang guru tidaklah bisa dicontoh , bayangkan nasib generasi kita , mau dibawa kemana nasib generasi kita . Maukah jika mereka dibimbing guru yang malah mengarahkan kearah yang tidak baik. Tentunya hal itu akan berdampak buruk terhadap generasi kita .
Kita tahu pada zaman sekarang ini orang tua sudah menyekolahkan anaknya  pada usia dini , sering kita sebut dengan PAUD . Dalam usia ini anak masih tergolong pengen tahu sesuatu yang dilihat dan akan mudah sekali menirukan apa yang dilihat maupun didengar. Maka dari itu ,  seorang guru PAUD khususnya harus berhati –hati dalam berbicara, bertingkah laku, berpakaian dan sebagainnya. Karena jika seorang guru bertindak “nyleneh “ otomatis mereka akan menirunnya dan akan menanyakannya juga. Selanjutnya anak mulai TK , SD ,SMP ,SMA dan Perguruan Tinggi . Dalam setiap tingkatannya anak akan terus berkembang . Sehingga dalan masa perkembanganya seorang guru baik itu di tingka PAUD bahkan sampai perguruan tinggi haruslah menjadi teladan yang baik . Jika tidak , maka ikhlaskanlah jika generasi emas kita  tidak bisa enjadi penerus yang diharapkan oleh bangsa dan negara kita. Janganlah salahkan mereka jika menjadi sepert itu, karena mereka hasil dari didikan kalian”Guru” . Ibarat kata” Guru kencing  berdiri , murid kencing berlari”. Jika guru memberikan panutan yang salah maka muridnya pun akanmengikuti mereka. So , jadilah guru seperti pesan bapak yang sangat mulia tadi, karena nasib generasi emas kita ada ditangan kita “Guru”. ( Fikria Rifza El-Mufied_)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Pidato Tentang Nabi Ibrahim

International Class Programming

PACARAN