Rapuh
~Doaku~
Mentari pun tersenyum padaku, kupun balas
dengan senyuman termanisku. Lantunan ayat – ayat suci Al-Qur’an terdengar merdu di
telinga mungilku, serasa semakin bermakna hidupku. Sungguh hati merasa nyaman
dan dekat dengan Sang Rabbku, sang penciptaku, sang kekasih yang tak lekang
oleh waktu. Tak terasa hari berlalu dengan cepat, secepat putaran waktu. Langkah
demi langkah selalu kutapaki dengan hati yang suci, penuh keihlasan ,penuh rasa pengharapan .
Walau banyak badai menghantam derap
langkahku. Seperti biasanya aku menjalankan aktifitas sebagaimana santri di pondokku. Oya,,, aku
sebenarnya adalah seorang pelajar kelas 1 SMA di salah satu pondok salafiyah di
Malang. Nama pondoknya bisa dikatakan pondok cinta ? Hem... aku di pesantren An
nur. Namaku Ana Humaira. Kebetulan aku adalah sesosok yang ceria, berprestasi,
dan tentunnya agak nakal. Hal itu menurutku wajar di usia 16 tahun ini. Setelah
aku menuntut ilmu 1 tahun di pondok itu, ku tak menyangka ada seorang ustad yang amat kukagumi, begitu tampan lahir
bathin, pintar, wah pokoknya tak ada duannya dech. Beliau berumur 5 tahun lebih
tua dari aku. Disamping beliau kuliah beliau menyempatkan diri untuk mengamalkan
ilmunnya di pondok tempat aku menuntut ilmu. Apalagi beliau memiliki suara yang
syahdu . Sampai –sampai menyihir bidadari-bidadari dipondokku, ya termasuk bidadari cantik ini. Beliau
adalah guru Qiroah di pondokku dan mengajar qiroah pada malam Sabtu, begitu
senangnya hatiku jika beliau mengajar. SubhanALLAH dalam hati kecil ini ada
rasa ingin memilki pendamping seperti beliau. Ustad Munib namannya, Muhammad
Munib lengkapnya.
JJJ
Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan, tak
terasa aku kelas 3 MAN. Entah apa yang terjadi padaku tak kusangka kurang 1
tahun selesai menuntut ilmu di pesantren tersebut.Tiba-tiba aku malah keluar dari pondok itu. Mungkin
akibat dari kesibukanku berorganisasi, menjadikanku sering meninggalkan pondok
dan sering izin pulang. Takdirpun telah terjadi aku tak lagi di pesantren lagi,
sungguh hal yang tak aku duga, biarlah semua ini terjadi kuyakin pasti ada
hikmahnya. Selama 1 tahun aku pun tidak menuntut ilmu di pesantren aku merasa
ada yang kurang ? Tapi tak apalah aku
yakin ALLAH merencanakan hal yang terbaik untukku. Amin. Sekian lama ku tak
tahu bagaimana kabar seseorang yang aku kagumi itu ? Entah apa yang terjadi, ada
komunikasi antara aku dengannya walaupun
hanya lewat sms gratisan.Tak apalah ternyata beliau masih ingat padaku. Ada
harapan besar dalam hatiku, jika kelak beliau benar – benar sah menjadi kekasihku
betapa gembirannya hidupku. Sungguh semata- mata hanya karena ALLAH aku mengaguminnya serta
ingin menjadi kekasih halalku .
JJ
5 Bulan kemudia beliaun tetap ada komunikasi
antara kami sampai aku kuliah walau tak
pernah ada ikatan diantara kami.Tapi semakin aku dewasa aku selalu merasa tidaklah
mungkin beliau denganku, karena beliau terlalu baik untukku dan aku hanyalah
santrinnya yang tak ada apa – apannya. Dengan
anggapan itulah aku memutuskan komunikasi dengan beliau, karena aku takut hati ini
tak akan kuat ketika melihat beliau kelak bersanding dengan seorang wanita
impiannya. Disamping itu tidaklah mungkin beliau ada perasaan denganku apalagi
berharap kelak aku jadi pendampingnya, suatu yang mustahil. Akan tetapi masih
aku ingat kata-kata beliau padaku, semoga beliau tetap ingat akan itu. “Jika
memang ALLAH masih memberikan kemanfaatan kula sms sampean, semoga tetep di
beri kelancaran, jika tidak semoga ada jalan yang terbaik. Kata - kata itulah
yang kurasa beliau juga berharap kelak aku jadi kekasih sahnya. Astaghfirullah
,,,,,,,,,, teringat di brainku hanya ALLAH yang mengatur itu semua.Tapi sungguh
tak ada niat lain aku mengharapkan beliau
sebagai kekasih sah hamba, hanya
semata-mata karena ALLAH. Kuyakin beliau bisa mengarahkan mendapatkan ridho
ALLAH. Akan tetapi aku harus menjauh dari beliau, aku harus konsentrasi
menuntut ilmu dan aku harus pergi dari kehidupannya. Dalam hati kecil ini aku
yakin ALLAH pasti akan berikan yang terbaik bagi hamba yang selalu berbuat baik.
Orang baik pasti dapat baik, itu yang selalu aku yakini. Cita –citaku pun masih
belum tercapai, dosen, dan seorang penulis terkenal.Ya ... bila memang kelak beliau
jodohku pasti beliau akan kembali.
J
Tak terasa keputusan ini membuat air mataku berlinang,
aku tak menyangka beliau akan pergi dari kehidupanku. Apakah aku siap? Pasti
siap dan pasti bisa, sungguh terasa sakit
hati ini tanpa ada sesosok yang begitu berarti bagiku.Tapi, aku harus melakukan ini karena aku belum
saatnya untuk hal itu, aku harus menuntut ilmu dulu. Tak terasa banyak sekali
cobaan, baik dari temen-temen perkuliahan yang memiliki pacar. Ah.... anggap
saja angin berlalu, aku pun tetap semangat menuntut ilmu, banyak sekali
sebenarnya yang menyukaiku, terkadang aja sampai hampir gila aku menghadapinnya.
Dalam hati kecil ini tak tega menyakiti
mereka, tapi mau bagaimana lagi aku tetap teguh pendirian, sebelum aku
selesaikan SI aku tak mau berurusan dengan laki-laki, menurutku itu hanya penggangu saja. Memang
terkadang terasa sakit hati ini, sebenarnya dibalik cueknya aku ini, ku tak lupa
dalam setiap lantunan doaku, semoga kelak ku mendapatkan seseorang yang aku kagumi
menjadi pendampingku yang bisa mengantarkan aku menjadi maratus sholihah dan
tak memusnahkan rasa cintaku kepada ALLAH. Tapi kuyakin beliau sesosok muslim
yang baik.
JJJ
Oya , aku kuliah di UGM jurusan Sosiologi dan sebentar lagi aku akan menjadi
sarjana Sosiologi. Mungkin kalian tidak
membayangkan selama itu aku pendam rasa ini dan aku coba hilangkan perasaan
suka dengan laki-laki di sekitarku. Memang terasa aneh aku ini, belum tau
bagaimana keadaan ustad yang aku kagumi apakah beliau sudah menikah ataupun
malah sudah memilki anak. Ah .... itu urusan belakang jika memang iya, mungkin
ALLAH akan berikan yang lebih baik dari pada beliau untuk menjadi kekasih
hidupku.Tak terasa 6 bulan sudah berlalu aku pun akan di wisuda , ayah, ibu,
adik datang ke Yogyakarta untuk
menghadiri prosesi wisuda. Alangkah senangya aku. Aku terkejut ternyata aku
jadi wisudawan terbaik,tak sia- sia aku berusaha untuk menuntut ilmu dengan
mengedepankan kejujuran. Aku pun meneteskan air mata kebahagian, ayah, ibuk,
adik aku peluk .Dan yang paling aku banggakan aku ditawari untuk menempuh S2 di salah satu perguruan tinggi di Jepang. Tapi
mungkin aku tak ambil peluang itu, aku menginginkan sekolah di Indonesia saja. Setelah
wisuda selesai aku pun pulang ke Blitar, dengan perasaan yang sangat senang aku
pulang ke rumah yang amat aku ingin lihat karena memang jarang sekali berada di
rumah di karenakan aku dari MTS sudah di pondokkan . Keringat pun bercucuran
menemani tubuh mungilku, serasa tubuh ini sudah tak kuat untuk bersandar, begitu
banyak masalah yang ku hadapi, bukan masalah akan tetapi sebuah anugerah yang
akhirnya sedikit-demi sedikit telah aku selesaikan. Ya... anugerah dari ALLAH untuk menguji seorang hamba yang sangat BELIAU sayangi, untuk
menguji sekuat apa imannya. Alhasil sekarang aku pun merasa bahagia .
Aktifitas di rumah, aku gunakan untuk
memberikan les siswa –siswi ayah yang masih MI, dan mengajar adik -adik diniyah.Terasa
ilmu yang aku peroleh bermanfaat, baru aku rasakan ketika aku pulang ke rumah.
Terbeliaum ada seorang yang turun dari mobil
avanza dan lama –kelamaan mendekat kearah ku, teringat dengan sesosok yang tak
asing lagi dalam cakrawala brainku. SubhanALLAH, beliau ? Seseorang yang amat
kukagumi dan kuharapkan hadir dalam memori kehidupanku. Sesosok ciptaan ALLAH
yang begitu amat sempurna. Apakah hanya angan belaka ? Tak terasa air mataku
mulai menetes, aku ingin menahan tangisan ini, tapi tidak bisa , air ini selalu
mengalir. Padahal sudah 5 tahun aku tidak melihatnya. Dan beliau mucul kembali,
beliau menuju rumahku, beliau tersenyum untukku. Senyuman yang khas yang
membuat hati ini merasa nyaman. Astaghfirullah, ada apa ini ?Aku pun langsung
ke dalam dan ayah pun menemuinnya. Aku penasaran ada apakah ini ? Mengapa beliau
datang ke rumahku. Karena penasarannya aku dengan sengaja mendengarkan
pembicaraan ayah dan beliau. Aku pun terkejut dan air mataku mengalir dengan
sendirinnya. Aku tak menyangka beliau ingin menjadi pendamping hidupku. Allah ?
Terimakasih, doaku Engkau kabulkan akhirnya aku akan mendapatkan suami yang sholeh dan suami yang
aku dambakan selama ini. Sehingga aku pun yakin ternyata dengan menjaga
kesucian dengan tidak pacaran misalnya, membuat
akhir cerita cintaku bahagia. Dan semoga kelak kami bisa menjadi keluarga yang
sakinah, mawaddah, warrohmah. Amin..............
J
*******************
Senengnya bisa nulis
BalasHapus